Lanjutan dari tulisan berjudul sama, maka yang ke 2 ini pun tetap berdasarkan Hukum Termodinamika 1 (Hukum Kekekalan Energi) + “Hukum Termodinamika ke 0 (nol)” yaitu: “Energi tinggi mengalir ke energi rendah (sambil menyedekahkan Energi ke sekitarnya)”, karena Tuhan ciptakan alam selalu dalam keseimbangan, agar ada gerak, dinamika dan kehidupan.
Karena di 17.500 pulau kita kekayaan alam di darat, laut dan perut buminya agak banyak, aneka ragam, agar dpt masuk pasar bebas, pengolahannya harus berstandar internasional. Caranya mudah. Gunakan teknologi canggih (kalau perlu pakai robot, yg sering jadi juara dunia) dgn “TENAGA LISTRIK” murah (gratis), bebas BBM, ramah lingkungan, ber-TTG (Teknologi Kampungan), merata sampai pelosok desa, pulau terpencil dan berlimpah ruah. Caranya, untuk memutar Generator Listrik (Dynamonya) gunakan tenaga alam unggulan tiap lokasi/daerah/kampong seperti air terjun, arung jeram, air buangan di kota, saluran irigasi, selokan, sungai besar, arus laut, gelombang dan angin. Teknologinya sdh dikuasai Anak Bangsa 100%.
Ceritanya:
1. Niat merubah “Musibah” banjir bandang, longsor dsb menjadi “Anugerah” dengan Hukum Termodinamika ke 0 tsb. Hasil bacaan: Panas matahari diserap permukaan laut, panas, terusir (alam tidak senang pada kesenjangan dlm arti luas, termasuk energi, maka muncullah Hk. Termodinamika ke 0, sbg hukum dasar yg keduluan No. 1). Energi panasnya dirubah menjadi Energi Mekanik = ½.M.V2 (Hk Term. 1) dan yg mudah terbang adalah air murni (jadi kukus). Dirubah lagi menjadi Energi Tempat (lapisan awan = M.g.h). Agar laut tidak kering, diciptakan Tuhan jaring, yaitu suhu makin dingin. Maka kukus mencair, membeku (terjadi kesenjangan berat jenis dg uap sekitarnya, diusir), Energi Potensialnya dirubah menjadi Energi Mekanik, jatuh bebas (hujan). Puji Tuhan. Energi dilepas sepanjang jalan agar sama energi lingkungan yg dituju (permukaaan laut) yg selalu kita sebut musibah banjir bandang, longsor dsb inilah yg dijinakkan, disuruh memutar Generator Listrik, dirubah menjadi energi listrik.
2. Efek berantainya, antara lain: Karena tidak ada lagi kesenjangan segala macam fasilitas/industri modern antara di desa dan kota, antara Jawa dan Pulau Terpencil, maka kepadatan kota besar hilang karena Listrik Gratis dan berlimpah letaknya di desa/kampong. Lapangan kerja tidak terbatas. Pengiriman TKI dan TKW jadi cerita masa lalu. Industri perkapalan, kapal pesiar, kapal ikan, industri perikanan modern, semua sarana transportasi, perdagangan, pariwisata maju pesat. Air menaikkan air untuk pengairan (pompa listrik, gratis). Selanjutnya dpt dikarang sendiri.
3. Cara mulia mencegah bahaya radiasi PLTN, Pemanasan Global dsb.
4. Kesadaran masyarakat dlm menjaga kelestarian alam dan lingkungan muncul dari hati terdalam, karena merasa berhutang budi, a.l. agar dynamo listriknya tetap berputar.
5. Jenis Teknologinya: Untuk air terjun kecil, rendah, pakai kincir dari kayu, papan, selanjutnya ke dynamo. Atau pake Spiral Archimedes. Air terjun besar dan tinggi pake Turbin Air. Air dalam, sungai besar/lebar pake Kincir Ismun (terapung- dipatenkan agar penemu tidak gigit jari karena hukum Paten dunia: “First to File”= siapa cepat mendaftarkannya itu yg berhak), termasuk angin dan arus laut.
6. Dll.